Analogi dalam Arsitektur


Analogi adalah sebuah proses penalaran tentang penyebab-penyebab atau dari penyebab-penyebab atau dari dan tentang alasan-alasan yang sejajar atau berkemiripan. Berkemiripan bukan berarti sama, sebab proses penalaran ini selalu berbicara tentang adanya dua situasi atau peristiwa yang memiliki sejumlah kesamaan tapi tidak semua.
Analogi dalam dunia arsitektur terbagi menjadi 9 jenis analogi, yaitu :
1.       Analogi Matematika
2.       Analogi Biologis
3.       Analogi Romantis
4.       Analogi Bahasa/Linguistik
5.       Analogi Mekanik
6.       Analogi Pemecahan Masalah
7.       Analogi Adhogis
8.       Analogi Bahasa Pola
9.       Analogi Dramaturgi
Namun pada kesempatan kali ini, kita hanya akan membahasa 3 jenis analogi saja, yaitu :
1.       Analogi Biologis
Adalah proses Analogi Arsitektur yang menganggap bahwa membangun adalah proses biologis, bukan proses estetis. Dengan arti yang lebih luas, dalam merancang mneggunakan pendekatan analogi biologis, maka arsitek tesebut lebih mengedepankan proses pembangunannya terhadap fungsi dan keadaan serta keberadaan bangunan tersebut terhadap lingkungan sekitar daripada mengedepankan keindahan bentuk bangunan.

Analogi Biologis terbagi menjadi dua, yaitu :
·         Organik
Bersifat umum, dengan metode terpusat pada hubungan antara bagian-bagian atau antara bangunan dengan penempatannya/penataannya.

·         Biomorfik
Lebih bersifat khusus, dengan metode terpusat pada pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme.
                Contoh bangunan dengan pendekatan analogi biologis :
 Hasil gambar untuk the falling water
The Falling Water (Frank Lloyd Wright)
Termasuk ke dalam Analogi Biologis Organik. Bangunan ini dibangun pada tahun 1936 dan selesai pada tahun 1939. Frank Lloyd Wright membangun karyanya ini untuk kliennya yaitu keluarga Kauffman. Wright mengedepankan unsur keselarasan lingkungan dalam bangunan ini. Lokasi bangunan berada Pennsylvania, Amerika Serikat.
Selain mengedepankan keselarasan alam pada bentuk fasade bangunan, Wright juga melakukak penataan interior pada bangunan ini dengan menyatukan ruang dengan alam sekitar. Ditambah sentuhan Japanese culture yang mengedepankan keselarasan, maka hubungan antara ruang dalam bangunan ini dengan alam semakin terasa.
2.       Analogi Linguistik
Analogi Linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut:
·         Model Tata Bahasa
Arrsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkan apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. Ini akan tercapai jika bahasa yang digunakan adalah bahasa umum yang dimengerti oleh semua orang.
·         Model Ekspresionis
Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai wahan yang digunakan arsitek untuk mengungkapkan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek berusaha menggunakan bahasa “pribadi”nya (parole). Bahasa tersebut mungkin dapat dimengerti orang lain, mungkin juga tidak.
·         Model Semiotik
Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik terhadap Arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereje.

Contoh bangunana dengan pendekatan Linguistik :
Hasil gambar untuk sydney opera house
Sydney Opera House
Mulai dari gaya bangunan, bangunan ini dikenal unik karena menyerupai cangkang kerang berlapis. Model inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berfoto dengan latar belakang Sydney Opera House. Desain bangunan Sydney Opera House merupakan hasil karya dari Jorn Utzon, seorang seniman dari Denmark.
Jorn Utzon bukanlah orang yang sengaja ditunjuk untuk membuat sketsa bangunan Sydney Opera House. Ia dipercaya untuk membuat desain setelah berhasil memenangkan sayembara kompetisi desain yang diselenggarakan Joseph Cahill, seorang pemerintah New South Wales pada tahun 1955.
3.       Analogi Mekanik
Pernyataan Le Corbusier bahwa A home is a machine to live in (Rumah adalah sebuah mesin untuk dihuni) adalah contoh penggunaan analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti halnya sebuah mesin seharusnya hanya menyatakan apa sesungguhnya bangunan tersebut dan apa fungsi di dalamnya. Bangunan harusnya tidak menyembunyikan fakta-fakta ini dengan hiasan-hiasan yang tak relevan dalam bentuk gaya-gaya sebuah bangunan modern harus apa adanya, transparan, dan bersih dari kebohongan-kebohongan atau hal-hal yang tidak prinsipil, untuk menyesuaikan dengan mekanisasi dan transportasi cepat saat ini. Dengan hanya menyatakan apakah meralat dan apakah yang dilakukan, maka keindahan akan datang dengan sendirinya. Contoh : lokomotif, mobil, kapal dan pesawat udara.

Contoh bangunan dengan pendekatan Analogi Mekanik :
 Hasil gambar untuk villa savoye
Villa Savoye
Sebuah bangunan yang dirancang oleh Le Corbusier. Seperti dilihat di Villa Savoye, ia telah meletakkan pengalaman manusia di inti dari rumah. Ia membawa alam ke dalam rumah dengan lantai pertama dibuat berteras dengan taman-atap. Bentuknya, kolom silindris dan bentuk sederhana adalah abstrak yang intelektual dari kolom klasik tersebut.

Villa Savoye adalah contoh bangunan yang menjadi simbol paradigma rasionalis. Paradigma rasionalis pada karya arsitektur memiliki ciri-ciri : fungsi sebagai penentu bentuk dan ekspresi, ornamen-ornamen yang tidak perlu dihilangkan dan prinsip perancangan menjadi universal yang mengakibatkan lahirnya gaya internasional dengan akibat aspek konteks terabaikan.

Daftar Pustaka :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stadion Aquatic Center GBK Karya Arsitek IAI Andra Matin

Konsep Bangunan Lotte World Tower

Hubungan Arsitektur dengan Masalah Sosial