Stadion Aquatic Center GBK Karya Arsitek IAI Andra Matin


 

Indonesia memiliki salah satu stadion akuatik berkelas dunia di Jakarta. Stadion yang juga akan dijadikan sebagai venue Asian Games 2018 itu masih baru. Pasalnya, stadion dengan empat kolam itu baru saja direnovasi sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Namun, tidak semua yang ada di dalam stadion terasa baru. Menjadi salah satu cagar budaya, Stadion Akuatik GBK masih memiliki cita rasa seperti saat pertama berdiri.

Perbedaan paling terasa di sini adalah soal sentuhan teknologi, tambahan kursi di tribune penonton, dan tembok yang tak lagi memisahkan kolam utama. Sisanya, bentuk utama masih dipertahankan sehingga pengunjung maupun atlet yang datang bisa merasakan rasa lokal dan modern di saat bersamaan.

Arsitek yang bertanggung jawab untuk desain renovasi Aquatic Center ini adalah Andra Matin, seorang arsitek IAI yang sudah berpengalaman.

Image

Stadion Akuatik GBK dilengkapi 8.000 kursi penonton, tribune teleskopik, serta ruang pers dan broadcasting. Atap pun dibangun semi terbuka untuk mencegah terjadinya karat dari penguapan klorin sekaligus untuk mengontrol suhu air. Saat ini Stadion Akuatik Gelora Bung Karno memiliki empat kolam. Masing masing kolam memiliki ukuran yakni renang (51,20 m x 25 m x 3 m), Polo Air (50 m x 25 m x 3 m), Loncat Indah (21 m x 25 m x 5 m) dan Pemanasan (20 m x 50 m x 1,4-2 m).

Konsep Stadion Renang GBK adalah sebagian tertutup dan bagian yang lain dibiarkan terbuka bertujuan mencegah terjadinya karat akibat penguapan klorin dari kolam renang sekaligus desain yang indah, plus untuk mengontrol suhu air.

Pasca renovasi kolam renang Senayan memang telihat leboh megah dengan balutan cat putih menjadi warna utama venue tersebut. Selain itu, atap yang dipasang terlihat menambah kesan megah ditambah dalam maupun lebar kolam yang kini lebih luas.

Daftar Pustaka :



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Bangunan Lotte World Tower

Hubungan Arsitektur dengan Masalah Sosial